Saturasi oksigen, atau “SaO2” adalah parameter yang menunjukkan kadar oksigen dalam sel darah merah. Saturasi oksigen normal biasanya berkisar antara 95% – 100% untuk kebanyakan orang dewasa yang sehat.
Saturasi di bawah angka tersebut membutuhkan perhatian medis segera, karena ini berarti organ, jaringan, dan sel tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup untuk dapat berfungsi dengan baik.
Artikel ini membahas beberapa kondisi yang mempengaruhi jumlah atau kadar oksigen dalam darah dan komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat saturasi oksigen yang rendah. Kita juga akan belajar cara mengukur oksigen darah, serta cara perawatan apabila saturasi rendah.
Bagaimana Darah Menyerap Oksigen
Untuk memahami bagaimana sel darah dapat menyerap oksigen kita mulai dari alveoli, atau kantung udara. Ada jutaan kantung udara berukuran mikroskopis di paru-paru manusia. Mereka memiliki fungsi penting, yaitu: untuk menyerap dan menukar molekul oksigen dan karbon dioksida dari dan ke aliran darah.
Ketika molekul oksigen melewati alveoli, mereka mengikat hemoglobin—suatu zat dalam darah (sel darah merah).
Saat hemoglobin bersirkulasi, oksigen yang “menumpang” pada hemoglobin diserap oleh jaringan tubuh, dan pada saat yang bersamaan hemoglobin akan mengangkat karbon dioksida dari jaringan tubuh dan mengangkutnya kembali ke alveoli.
Tingkat / kadar oksigen dalam darah tergantung pada beberapa faktor utama:
- Berapa banyak oksigen yang dihirup.
- Seberapa baik alveolus mampu menukar karbon dioksida dengan oksigen.
- Berapa banyak hemoglobin yang terkonsentrasi dalam sel darah merah.
- Seberapa baik hemoglobin mampu mengikat oksigen.
Secara umum, hemoglobin memiliki kandungan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Tetapi ada beberapa penyakit yang dapat mengurangi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen.
Setiap sel darah mengandung sekitar 270 juta molekul hemoglobin. Tetapi pada beberapa kondisi yang membatasi kemampuan tubuh untuk memproduksi sel darah merah dapat mengakibatkan kadar hemoglobin yang rendah, yang juga dapat membatasi jumlah oksigen yang dapat diikat oleh sel darah.
Kondisi Yang Mempengaruhi Saturasi Oksigen
Gangguan/penyakit darah, masalah sirkulasi, dan penyakit paru-paru dapat menghambat tubuh dalam menyerap atau mengangkut oksigen yang cukup. Dengan sendirinya hal ini dapat menurunkan tingkat saturasi oksigen dalam darah.
Contoh kondisi yang dapat memengaruhi saturasi oksigen meliputi:
- Infeksi pernapasan (misalnya, pilek, flu, COVID-19), karena dapat menghambat pernapasan dan, oleh karena itu, asupan oksigen.
- Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau penyakit paru obstruktif kronik, yaitu: sekelompok penyakit paru-paru kronis yang membuat sulit bernapas.
- Asma: penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan saluran udara pernapasan menyempit.
- Pneumotoraks: kolaps sebagian atau total paru-paru.
- Anemia: penyakit kekurangan sel darah merah sehat.
- Penyakit jantung: sekelompok kondisi yang mempengaruhi fungsi jantung.
- Emboli paru: ketika gumpalan darah menyebabkan penyumbatan di arteri paru-paru.
- Cacat jantung bawaan: kondisi jantung struktural yang ada (bawaan) saat lahir.
Mengukur Level Saturasi Oksigen
Saturasi oksigen biasanya diukur dengan cara:
- analisis gas darah arteri (ABG: Arterial Blood Gas test atau Sa02) dan
- oksimetri nadi (Sp02)
ABG biasanya hanya dilakukan di rumah sakit, sedangkan oksimetri nadi dapat dilakukan di berbagai tempat perawatan kesehatan, praktek dokter bahkan di rumah.
ABG
Nilai ABG mengacu pada kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah yang mengalir melalui pembuluh darah.
Seorang perawat atau teknisi laboratorium mengambil darah dari arteri, seperti dari arteri radial di pergelangan tangan atau arteri femoralis di selangkangan. Sampel segera dianalisa dengan mesin atau di laboratorium.
Nilai ABG dapat memberi gambaran kepada dokter tentang seberapa efisien hemoglobin mampu menukar oksigen dan karbon dioksida.
Oksimetri Nadi
Pembacaan oksimetri nadi mencerminkan persentase oksigen yang ditemukan dalam darah arteri.
Berbeda dengan tes ABG, oksimetri nadi tidak bersifat invasif. Tes ini menggunakan sensor untuk membaca panjang gelombang yang dipantulkan dari darah. Alat ukur (probe) ini hanya menempel pada jari, daun telinga, atau tempat lain di tubuh. Hasilnya muncul di layar dalam beberapa detik.
Setiap orang dapat memantau tingkat saturasi oksigen mereka dengan menggunakan perangkat oksimetri nadi. Ada beberapa jam tangan bahkan sudah memiliki fitur ini. Perangkat oksimetri nadi dapat dibeli di apotek setempat atau secara online.
Penurunan Saturasi Oksigen
Penurunan saturasi oksigen dalam darah disebut hipoksemia. Penyebab potensial hipoksemia meliputi:
- Kurangnya oksigen di udara—misalnya, saat terbang di pesawat terbang.
- Kondisi yang mempengaruhi pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik.
- Kondisi yang mempengaruhi penyerapan oksigen, seperti pneumonia.
- Anemia, yang menyebabkan konsentrasi hemoglobin lebih rendah.
- Menghirup zat lain, seperti karbon monoksida atau sianida, yang dapat mengikat hemoglobin lebih kuat daripada oksigen.
Komplikasi Saturasi Oksigen Rendah
Saturasi oksigen rendah dalam darah dapat mempengaruhi konsentrasi oksigen di jaringan tubuh, termasuk organ tubuh dan otot. Kondisi ini disebut hipoksia.
Hipoksia tidak sama dengan hipoksemia. Hipoksemia adalah kondisi saat kadar oksigen di dalam darah rendah. Kondisi hipoksemia bisa berlanjut menjadi hipoksia.
Sel-sel tubuh manusia dapat beradaptasi dengan kekurangan oksigen ketika kekurangannya sedkit. Namun, dengan defisiensi (kekurangan) yang lebih besar, kerusakan sel dapat terjadi diikuti dengan kematian sel.
Hipoksia sering disebabkan oleh hipoksemia, tetapi juga dapat terjadi ketika:
- Sel darah merah tidak cukup membawa oksigen ke jaringan tubuh. Kemungkinan penyebabnya termasuk pendarahan parah karena trauma atau anemia sel sabit.
- Aliran darah yang tidak mencukupi. Misalnya, stroke terjadi ketika aliran darah ke otak berkurang, dan serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke otot jantung berkurang. Keduanya mengakibatkan kematian sel dan jaringan.
- Pada saat jaringan tubuh membutuhkan lebih banyak darah yang sudah teroksigenasi (mengandung oksigen) tetapi tidak terpenuhi. Infeksi parah yang menyebabkan sepsis juga dapat menyebabkan hipoksemia dan akhirnya gagal organ.
Perawatan
Secara umum, tingkat saturasi oksigen di bawah 95% dianggap tidak normal dan di bawah 90% adalah keadaan darurat.
Ketika ini terjadi, terapi oksigen diperlukan, dan sangat mendesak. Otak adalah organ yang paling rentan terhadap hipoksia, dan sel-sel otak dapat mulai mati dalam waktu lima menit karena kekurangan oksigen. Jika hipoksia bertahan lebih lama, koma, kejang, dan kematian otak dapat terjadi.
Sangatlah penting untuk segera dapat menentukan penyebab dari saturasi oksigen rendah agar masalah dapat segera ditangani. Pada kondisi kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronik dan asma, akar penyebabnya biasanya dari pertukaran udara yang rendah di paru-paru dan alveoli. Selain terapi oksigen, steroid atau bronkodilator (inhaler penyelamat) diperlukan untuk membantu membuka saluran udara.
Pada kondisi adanya masalah dengan peredaran (sirkulasi) darah seperti pada penyakit jantung, aliran darah yang tidak memadai (terhambat) dapat mengurangi pengiriman atau asupan oksigen. Obat-obatan yang dapat meningkatkan fungsi jantung, seperti beta-blocker (untuk gagal jantung) atau obat untuk mengobati aritmia jantung, dapat membantu meningkatkan oksigenasi.
Pada anemia, pasokan darah ke jaringan berkurang karena kurangnya sel darah merah sehat dengan hemoglobin untuk membawa oksigen. Dalam kasus ini, transfusi sel darah merah diperlukan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah sehat.
Ringkasan
Bagi orang yang memiliki kondisi kronis yang mempengaruhi paru-paru, darah, atau sirkulasi, mereka secara teratur perlu untuk memonitor saturasi oksigen. Perlu diingat bahwa tingkat saturasi O2 di bawah 95% umumnya tidak normal dan memerlukan perhatian medis segera. Jika tidak segera diobati, penurunan saturasi oksigen akan menyebabkan kematian sel dan jaringan.
Referensi:
Understanding Oxygen Saturation
Referensi Gambar:
Oxygen Saturation
Gas exchange within the body: Don’t rush to get rid of carbon dioxide
Perawat Jantung says
Waaah, sederhana bahasanya dan mudah dipahami.
Terima kasih banyak
1Dunia says
Terima kasih sudah mampir… salam sehat.