Pada September 1945, Jepang kehilangan hampir 3 juta penduduknya dalam perang dunia kedua. Kekalahan Jepang juga menyedot seperempat dari kekayaan nasional mereka. Namun bagaimana Jepang bisa menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia pada tahun 1980?
Bangsa Jepang dikenal bangsa yang cerdas, pekerja keras, ulet, disiplin, sehat, dan memiliki sopan-santun tinggi. Mereka adalah bangsa yang unik dibanding dengan bangsa-bangsa lainnya. Faktor apa yang membedakan mereka? Agamakah atau faktor lainnya? Jawabannya adalah sistem pendidikan yang mereka terapkan sangat unik dan efektif dalam membangun karakter tersebut.
(1.) UTAMAKAN ETIKA & SOPAN SANTUN SEBELUM BELAJAR ILMU PENGETAHUAN
Pendidikan dasar (SD) di Jepang tidak mengenal atau memberi ujian kepada para muridnya sampai mereka mencapai kelas 4 (usia 10 tahun). Mereka hanya diberi kuis kecil yang sederhana saja. Hal ini diyakini bahwa tujuan utama untuk 3 tahun pertama murid sekolah, kelas 1 – 3, bukan untuk menilai ilmu pengetahuan namun lebih pada menekankan pembangunan karakter serta mengajarkan sopan santun. Anak-anak diajarkan untuk menghormati orang lain, menyayangi binatang serta ramah terhadap alam dan lingkungan sekitar. Selain belajar kebersihan, murah hati, welas kasih dan empati, mereka juga diajarkan cara mengendalikan diri, membangun ketabahan serta rasa adil.
(2.) TAHUN AJARAN BARU DIMULAI 1 APRIL
Sementara sebagian besar sekolah dan universitas di dunia memulai tahun ajaran baru mereka pada bulan September atau Oktober, tahun ajaran baru di Jepang dimulai pada bulan April. Hari pertama sekolah sering bertepatan dengan salah satu fenomena alam yang indah yaitu berseminya bunga Sakura (Cherry blossom). Tahun akademis Jepang dibagi menjadi 3 trimester, yaitu: 1 April – 20 Juli, 1 September – 26 Desember, dan 7 Januari – 25 Maret. Liburan sekolah ada 2 periode, yaitu liburan musim panas selama 6 minggu (Juli – Agustus), 1 minggu dalam musim dingin (Desember – Januari) dan 1 minggu dalam musim semi (Maret – April).
(3.) KEBERSIHAN SEKOLAH DIKERJAKAN SENDIRI OLEH PARA MURID
Di sekolah Jepang, para siswa harus membersihkan ruang kelas, kafetaria, dan bahkan toilet sekolah sendiri. Saat membersihkan, para siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan tugas yang diberikan dirotasi sepanjang tahun. Sistem pendidikan Jepang mengajarkan siswa untuk belajar merapikan dan membersihkan peralatan dan ruang mereka sendiri, bekerja dalam kelompok dan saling membantu. Pada saat siswa menyapu, mengepel, dan mengelap, mereka dapat merasakan dan melihat hasil jerih payah mereka sendiri dan sebaliknya juga dapat belajar menghormati jerih payah siswa lain. Disinilah terbentuk kesadaran untuk senantiasa menjaga kebersihan, tidak membuang sampah sembarangan dan menghargai kerja orang lain.
(4.) MAKAN SIANG DISEDIAKAN DENGAN MENU STANDAR OLEH SEKOLAH DAN DISANTAP BERSAMA DALAM KELAS
Sistem pendidikan Jepang memberikan yang terbaik dan memastikan bahwa para siswa mendapat makan siang yang sehat dan seimbang. Makan siang di sekolah SD dan SMP negeri disiapkan oleh sekolah dan sesuai dengan menu standar yang dimasak tidak hanya oleh koki berkualitas tetapi juga oleh para profesional ahli nutrisi. Para siswa makan di dalam kelas masing-masing bersama-sama dengan guru. Hal ini membantu membangun hubungan guru-murid yang positif.
(5.) KEGIATAN EKSTRAKULIKULER SANGAT POPULER DI SEKOLAH JEPANG
Untuk dapat masuk ke sekolah SMP pilihan, kebanyakan siswa Jepang harus mengikuti apa yang disebut dengan sekolah persiapan atau kelas tambahan pada sekolah swasta (semacam pelajaran tambahan / les di Indonesia). Kelas-kelas tambahan ini diadakan pada sore hari. Para siswa di Jepang harus menjalani sekolah selama 8 jam. Selain itu mereka juga belajar bahkan selama liburan dan akhir pekan. Hal ini tidak mengherankan bila siswa di negeri ini hampir tidak pernah mengulang kelas di SD, Sekolah Menengah Pertama (SMP), atau Sekolah Menengah Atas (SMA).
(6.) SELAIN PELAJARAN UMUM MURID JUGA DIAJARKAN KALIGAFI & PUISI
Selain pelajaran umum, para siswa juga diajarkan menulis indah atau kaligrafi yang disebut Shodo dengan menggunakan kuas bambu yang dicelupkan ke dalam tinta dan ditulis di atas kertas beras. Selain menulis indah atau kaligrafi, para siswa juga diajarkan Haiku, atau berpuisi menggunakan ekspresi sederhana untuk mengungkapkan luapan emosi yang dalam. Kedua kelas yang diajarkan ini merupakan warisan bangsa Jepang yang sudah berusia ratusan tahun dan ditanamkan kepada para siswa sejak dini agar mereka dapat menghargai warisan budaya mereka.
(7.) HAMPIR SELURUH MURID HARUS MENGENAKAN SERAGAM
Hampir semua sekolah menengah di Jepang mengharuskan para siswa/siswi mereka mengenakan seragam sekolah. Tidak semua seragam sekolah sama, namun secara umum corak seragam siswa laki lebih bergaya militer sedangkan corak seragam siswi perempuan lebih bergaya pelaut. Tujuan utama kebijakan penggunaan seragam adalah untuk menghilangkan batasan kaya / miskin, dan meningkatkan gairah belajar dan bekerja. Selain itu, dengan mengenakan seragam, para siswa dan siswi lebih merasa bahwa mereka berada dalam satu komunitas yang sama.
(8.) RATA-RATA ABSENSI MENCAPAI 99.99%
Saya yakin semasa kita sekolah dulu, pasti kita pernah atau paling tidak ada keinginan untuk membolos. Di Jepang, siswa dan siswi sekolah tidak pernah terlambat apalagi membolos. Bila dilihat dari statistik laporan para murid, sekitar 91% murid mengaku bahwa mereka TIDAK PERNAH mengacuhkan pelajaran yang diberikan guru mereka. Dengan kata lain mereka selalu menyimak dengan baik di kelas. Suatu angka statistik yang luar biasa!
(9.) UJIAN AKHIR MENENTUKAN MASA DEPAN SISWA
Pada akhir sekolah menegah atas (SMA), para siswa akan diberi ujian akhir yang sangat menentukan masa depan mereka. Siswa dapat memilih universitas yang mereka inginkan namun mereka harus lulus dengan angka yang telah ditentukan oleh universitas tersebut. Bila angka ujian kelulusan tidak tercapai maka mereka gagal masuk ke universitas pilihan tersebut. Kompetisi untuk masuk ke universitas sangat tinggi dan ketat – hanya 76% lulusan SMA yang mampu meneruskan ke perguruan tinggi. Tidak heran apabila masa atau periode persiapan untuk ujian akhir ini disebut “ujian neraka”.
(10.) MASA KULIAH DIANGGAP SEBAGAI “LIBURAN” & MASA YANG PALING INDAH DALAM HIDUP
Setelah menjalani “ujian neraka”, para siswa biasanya menjalani masa liburan singkat. Di Jepang, masa di perguruan tinggi sering dianggap sebagai masa paling indah dalam kehidupan. Masa ini sering juga disebut sebagai “liburan sebelum bekerja.”
APA YANG KITA PELAJARI DARI SISTEM PENDIDIKAN JEPANG?
Budi pekerti, disiplin, kebersihan, etika dan sopan santun (bukan agama) harus ditanamkan sejak dini. Ajaran-ajaran tersebut bukan hanya diajarkan dalam teori saja, namun harus dipraktekkan dan dilatih setiap hari agar tumbuh menjadi suatu kebiasaan. Lihatlah contoh nyata sehari-hari di sekitar kita; tawuran murid SD, SMP, SMA, dan bahkan mahasiswa. Budaya tidak bisa mengantri, buang sampah sembarangan, berkendara ugal-ugalan, korupsi, semua itu adalah HASIL dari sistem pendidikan kita. Salahnya dimana?
Referensi:
10 Distinctive Features of The Japanese Education System That Made This Nation The Envy of The World
School lunch in Japan: Is it so different?
What is school lunch like in Japan?
Leave a Reply